Di tengah tantangan tersebut, SMK Negeri 12 Garut hadir sebagai salah satu sekolah vokasi yang berkomitmen penuh membentuk insan-insan muda yang tidak hanya terampil, tapi juga bermakna.
Di bawah kepemimpinan Hj. Enden Lesmanawati, S.Pd., M.Pd., sekolah ini mengusung filosofi pendidikan yang lebih dalam: sekolah bukan hanya tempat belajar mengajar, tapi tempat tumbuh dan bermakna.
Dalam wawancara eksklusif, Hj. Enden menyampaikan bahwa pendidikan sejatinya adalah proses panjang yang melibatkan pembentukan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik.
“Sekolah bukan hanya tempat anak-anak duduk, mendengarkan guru, mencatat, lalu pulang. Lebih dari itu, sekolah adalah ruang hidup mereka tempat mereka mengenal jati diri, mengalami kegagalan dan keberhasilan, belajar menghargai perbedaan, serta menumbuhkan nilai-nilai kehidupan,” ujarnya. Selasa, (03/06/2025).
Pendidikan Berbasis Nilai dan Karakter
Selama masa kepemimpinannya, Hj. Enden secara konsisten mengarahkan seluruh civitas SMKN 12 Garut untuk membangun ekosistem pendidikan yang sehat, inklusif, dan berorientasi pada penguatan karakter. Ia menekankan bahwa di era modern ini, keterampilan teknis saja tidak cukup.
“Anak-anak kita harus memiliki karakter yang tangguh, empati sosial yang tinggi, dan kemampuan menyelesaikan masalah secara kreatif. Itu sebabnya, kami menanamkan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, gotong royong, dan tanggung jawab sejak dini,” katanya.
Untuk itu, sekolah menyusun program-program unggulan seperti coaching clinic kepribadian, class meeting yang sarat nilai, hingga pembinaan karakter melalui kegiatan keagamaan dan sosial.
Guru sebagai Pendamping Tumbuh
Salah satu pendekatan khas yang diterapkan di SMKN 12 Garut adalah perubahan paradigma peran guru. “Guru bukan sekadar pengajar materi, tapi juga pembimbing tumbuh. Guru harus hadir dalam proses emosional siswa, menjadi tempat curhat, pengarah, sekaligus inspirator,” jelas Hj. Enden.
Dia juga mendorong para guru untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri melalui pelatihan-pelatihan pedagogik dan digitalisasi pembelajaran.
Lingkungan Sekolah yang Ramah dan Inklusif
Dalam upaya menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi seluruh peserta didik, SMKN 12 Garut membangun lingkungan sekolah yang ramah anak dan menjunjung tinggi toleransi. Penanganan kasus-kasus perundungan, diskriminasi, dan kekerasan dilakukan secara serius dengan pendekatan edukatif dan preventif. Bahkan, sekolah ini membuka ruang konseling terbuka yang bisa diakses siswa kapan saja.
“Saya ingin siswa merasa sekolah ini adalah rumah kedua mereka. Tempat di mana mereka bisa jujur, nyaman, dan merasa diterima. Tanpa rasa aman, proses pembelajaran tidak akan optimal,” tegasnya.
Penguatan Soft Skills dan Kesiapan Dunia Kerja
Sebagai sekolah kejuruan, SMKN 12 Garut memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia industri maupun menjadi wirausahawan muda. Namun demikian, Hj. Enden menekankan bahwa kesiapan teknis harus diimbangi dengan kemampuan berkomunikasi, etika kerja, dan kecerdasan emosional.
“Anak-anak kami tidak hanya kami bekali keterampilan menjahit, membuat konten digital, atau otomotif. Tapi juga cara berkomunikasi yang baik, kemampuan bekerjasama, serta percaya diri saat menghadapi wawancara kerja,” jelasnya.
Dalam hal ini, SMKN 12 Garut menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dunia industri, dunia usaha, dan lembaga pelatihan, guna memperluas wawasan dan pengalaman para siswa.
Membangun Sekolah Bermakna
Lebih dari sekadar menjalankan rutinitas pendidikan, Hj. Enden mengajak seluruh elemen sekolah untuk menjadikan SMKN 12 Garut sebagai “sekolah bermakna.” Konsep ini mengandung arti bahwa setiap kegiatan, program, dan interaksi di sekolah harus memberi makna bagi perkembangan hidup siswa, guru, dan masyarakat sekitar.
“Kita tidak boleh puas hanya karena sekolah kita ramai atau nilai akademik meningkat. Pertanyaannya adalah: apakah anak-anak merasa sekolah ini membentuk hidup mereka? Apakah mereka merasa tumbuh di sini, atau hanya numpang lewat?” tuturnya dengan penuh refleksi.
Sebagai penutup, Hj. Enden menyampaikan harapannya agar SMKN 12 Garut bisa menjadi pelopor dalam menciptakan sekolah yang memanusiakan manusia. “Kita sedang membentuk generasi masa depan bangsa. Maka, biarkan mereka tumbuh dan bermakna di sekolah ini. Karena dari sinilah perubahan besar dimulai,” pungkasnya. (Eldy)